Sejarah Pembentukan PMKRI Maumere

Sejarah mencatat bahwa wadah PMKRI Maumere sebetulnya pernah diperkenalkan pada tahun 1978 kepada civitas Akademika STFK Ledalero. Perkenalan ini dilakukan oleh anggota PMKRI cabang Kupang dan sempat menarik minat sebagian mahasiswa STFK Ledalero untuk bergabung dalam wadah ini. Akan tetapi kondisi waktu itu kurang memungkinkan karena terbentur dengan cita-cita luhur mereka untuk menjadi pelayan Tuhan dan Gereja (menjadi Imam) dan kesibukan acara harian di masing-masing biara dan komunitas.

Semangat untuk memperkenalkan PMKRI di Maumere tidak berhenti. Pada tahun 1990 muncul inisiatif dari beberapa mantan frater Ledalero untuk kembali membentuk PMKRI di Maumere. Mahasiswa Ex Frater (Ex-tern) semakin banyak dan sebagian besar tinggal di Wisma Thomas Morus Wairpelit. Waktu itu tidak ada organisasi yang menjadi tempat penyaluran inspirasi dan pembinaan diri serta perjuangan bagi mahasiswa. Pilihan jatuh pada PMKRI sebagai wadah pembinaan atau kaderisasi awam yang konsisten dan kontinu serta wadah perjuangan demi kepentingan umum. Bapa Uskup, Vikep, pihak kampus STFK, tokoh agama, pimpinan Biara dan masyarakat sangat mendukung kehadiran perhimpunan ini.

Kelompok penggagas awal hadirnya perhimpunan ini di Nian Tana Sikka adalah kakak Valens Daki So’o, kakak Aleks Armanjaya, kakak Paskalis bin Saju dan beberapa mahasiswa Extern lainnya. Kelompok kecil menjadi cikal bakal terbentuknya PMKRI cabang Maumere. Dalam usaha untuk mewujudkan terbentuknya PMKRI cabang Maumere maka dilakukan beberapa kegiatan antara lain:

– Kontak dengan Pengurus Pusat baik melalui korenspondensi resmi maupun melalui kontak pribadi. Kontak ini dilakukan oleh kakak Valens Daki So’o yang bertindak sebagai koordinator yang menyalurkan aspirasi dan keinginan dari kelompok mahasiswa STFK yang ingin membina diri dalam wadah PMKRI dan mau berjuang di dalamnya demi Amanat Penderitaan Rakyat.
– Pertemuan dengan Pengurus Pusat PMKRI sebagai wujud dukungan dan tanggapan positif terhadap aspirasi dan keinginan para mahasiswa Ex-tern waktu itu. Pertemuan itu berlangsung dua kali yakni pada tanggal 25 Agustus 1991 dengan Kakak Gaudens Wodar (Mantan Ketua PP) dan tanggal 25 April 1992 dengan Kakak Sirilus Kerong (Ketua PP). Sejak saat itu kelompok ini mulai berkesempatan untuk mengikuti kegiatan PMKRI di tingkat nasional dan di tingkat Komda IV (NTT–Timtim) mulai ada pembenahan intern. PMKRI cabang Kupang ditugaskan oleh Pengurus Pusat untuk menjajaki Maumere.
– Pada bulan Juni 1992, PMKRI Kota Jajakan Maumere mendapat undangan dari PP PMKRI untuk mengikuti kegiatan Pendidikan Kader Pers Pancasila yang diselenggarakan oleh PMKRI bekerja sama dengan HMII. Kakak Valens Daki So’o dan Kakak Paskalis bin Saju diutus untuk mengikuti kegiatan tersebut.
– Pada tanggal 26 September s/d 3 Oktober 1992 kedua anggota aktif diutus mengikuti kegiatan KSN di Jakarta. Kedua utusan itu adalah kakak Frans Harum dan Hendrik Harun. Hadir juga dalam kesempatan itu Pastor Moderator PMKRI Kota Jajakan Maumere yaitu Pater Philipus Tule, SVD yang menjadi salah satu penceramah dalam kegiatan itu.
– Pada tanggal 11 s/d 17 Oktober 1992 diutus 10 orang anggota ke Kupang untuk mengikuti kegiatan LKTM yang diselenggarakan oleh KOMDA IV.

Pelbagai kegiatan orientansi tentang organisasi PMKRI diadakan di PMKRI Kota Jajakan Maumere dan diberikan DPC PMKRI cabang Kupang. Untuk memperlancar segala kegiatan maka dibentuk Badan Pengurus Sementara. Hal ini dibuat berdasarkan kemauan seluruh anggota dan kebutuhan demi keberlanjutan organisasi PMKRI ke depan.

Tanggal 24 – 29 November 1992, kakak Don Suban Garak dan kakak Yan Baling mengikuti Kongres XVIII dan MPA XVII di Bandung. Saat kongres di Bandung status Maumere yang sebenarnya masih menjadi kota jajakan langsung disahkan menjadi calon cabang (CC). Penetapan ini tentunya membuat polemik sedikit karena belum sampai dua tahun. Pembenahan organisasi dilakukan secara perlahan-lahan. DPC PMKRI cabang Kupang tetap membantu dan sering berkoordinasi dengan mereka.

Bagaimana dengan tanggal 29 Januari 1994 yang ditetapkan sebagai tanggal berdirinya PMKRI cabang Maumere? Tanggal 29 Januari 1994 adalah moment bersejarah bagi PMKRI cabang Maumere karena Pengurus Pusat melalui Romo Vikep Maumere dan Komda Wilayah IV (Kakak Aloy Min) mensahkan status calon cabang serta melantik Dewan Pimpinan Calon Cabang (DPCC) PMKRI Calon Cabang Maumere periode 1994/1995 dan anggota baru di aula LK3I Maumere.

Pada tahun 1994, PMKRI cabang Maumere memiliki anggota 60 orang. Dari segi keanggotaan, PMKRI Maumere didukung oleh tiga Perguruan Tinggi yaitu Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero, Akademi Pariwisata dan Diploma II PGSD Bhaktyarsa Maumere. Kegiatan keanggotaan berjalan dengan baik sesuai program yang sudah dirancangkan. Akan tetapi terdapat berbagai kendala yang cukup serius. Salah satu kendalanya adalah kurangnya minat mahasiswa untuk terlibat dalam organisasi. Untuk diketahui pada bulan Maret 1994, margasiswa sudah berpindah ke Maumere dengan alamat Jl. Gunung Mutis No. 8 Maumere.

Pada tanggal 19 s/d 27 November 1994, Kakak Don Suban Garak dan Kakak Vinsent de Ornay mengikuti Sidang MPA XVIII dan Kongres XIX PMKRI. Kebahagiaan yang luar biasa bagi keluarga besar PMKRI CC Maumere khususnya dan PMKRI secara nasional umumnya karena dalam kegiatan tersebut PMKRI CC Maumere dinaikan status menjadi cabang penuh. Tentunya Gereja tetap memberikan perhatian terhadap perjalanan organisasi pembinaan dan perjuangan ini karena dari perhimpunan ini setiap kader gereja dan bangsa dibina dan membina diri agar kelak menjadi pemimpin yang berkualitas dan menjunjung tinggi nilai-nilai kristianitas, fraternitas dan intelektualitas. Saat masih berstatus Calon Cabang, pada tahun 1994 PMKRI Maumere pernah diberikan sebidang tanah (40x30m) oleh Keuskupan Agung Ende cq Kevikepan Maumere (sebelum menjadi Keuskupan Maumere) tetapi belum terealisasi sampai sekarang ini.

Referensi : https://pmkrithomasmore.wordpress.com/

Baca : Profil PMKRI Maumere

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*