Pemikiran Masa Depan – Daryatmo Mardiyanto

Home Forums Historia PMKRI dan Kelompok Cipayung Pemikiran Masa Depan – Daryatmo Mardiyanto

  • This topic is empty.
Viewing 1 post (of 1 total)
  • Author
    Posts
  • #7931
    editor
    Keymaster

    PEMIKIRAN MASA DEPAN
    Ir. Daryatmo Mardiyanto

    Untuk mendirikan forum Kelompok Cipayung terus-terang saya tidak terlibat dalam proses pembentukan ini. Namun, ketika saya sudah dipilih sebagai ketua presidium GMNI, maka saya hanyut dalam arus kegiatan Kelompok Cipayung.

    Dalam kegiatan Kelompok Cipayung ditempatkan pada pemikiran-pemikiran kritis, dan pemikiran-pemikiran ini menjurus pada pandangan-pandangan yang jauh secara akar prinsipal serta acuan bagi jalannya berkembang untuk mencapai proses cita-cita bangsa. Pokok-pokok pikiran Kelompok Cipayung juga memikirkan mengenai pengelolaan kenegaraan, termasuk substansi dasar pembangunan nasional serta kepentingan-kepentingan rakyat secara keseluruhan. Kesemua itu bertolak dari harkat dan nilai kemerdekaan, serta tindakan-tindakannya berpegang pada tolok-ukur falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

    Pemikiran-pemikiran bukan hanya melicinkan suatu kecerdasan individual atau kelompok semata-mata, melainkan terhadap dampak kecerdasan bangsa. Sebab, setiap pokok-pokok pikiran kadang-kadang mengubah pola dan corak sosial yang sedang berlangsung untuk menuju kepada taraf kemajuan bangsa, sekaligus menerobos wujud kebudayaan yang lama. Di sisi lain, pemikiran tersebut merupakan wujud keinginan, kehasratan, dan menyatakan pendirian untuk memecahkan persoalan-persoalan di sekeliling untuk memperbaiki hal-hal ini. Dalam perjalanan itu, memang ada hambatan-hambatan dari kegiatan-kegiatannya yang terus menerus yakni, kekuasaan di luar Kelompok Cipayung yang mengganggu, bahkan merusak keberadaan Kelompok Cipayung. Namun, hambatan-hambatan itu dapat diatasi berdasarkan kebersamaan obyektif Kelompok Cipayung.

    Dari suatu negara yang sedang berkembang, rata-rata terdapat adanya cacat hukum bagi kesejahteraan kehidupan sosial, baik secara sengaja maupun tidak sengaja yang menjurus perusakan tatanan sendi-sendi kehidupan dan kecerdasan bangsa. Untuk itu, pokok-pokok pikiran Kelompok Cipayung sudah memperingati bahwa proses sosialisasi harus dilindungi dan dijamin oleh kepastian hukum agar setiap warga negara. Contoh proses sosialisasi yang merusak antara lain adalah, mengabaikan kesejahteraan umum dan menunjukkan bahwa ada titik lemah yang rawan dalam jalinan rantai kerja sama terhadap keadilan sosial di antara kepastian hukum.

    Saya menyadari tentang kepentingan dan kebutuhan kesejahteraan umum, di mana kesejahteraan umum merupakan inti dari tatanan kehidupan sosial. Kasus-kasus sosial semacam itu ternyata ada beberapa hal yang merusak kesejahteraan umum, jauh dari tingkatan kelayakan di mana mayoritas masyarakat berada dalam cengkeraman kemiskinan absolut. Untuk itu, Kelompok Cipayung telah mengeluarkan beberapa pokok pikiran berupa gagasan-gagasan alternatif terhadap tindakan-tindakan sosial yang menyimpang dengan dasar-dasar negara. Pemikiran pokok itu merupakan suatu bayangan yang mengarahkan sikap idealisme dan harapan-harapan masa depan.

    Pola Kelompok Cipayung adalah sebagai basis terminal dalam rangka mencapai tujuan bersama, dan bukanlah titik temu dari tujuan-tujuan berpolitik praktis. Oleh sebab itu, pola Kelompok Cipayung harus berada pada mandiri dan bebas dari kekuatan di luar kelompok ini, serta lebih leluasa mengenai gagasan-gagasan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi sosial kemasyarakatan. Pola tersebut dilandaskan kesadaran moral sebagai titik sentral, dan titik sentral ini seharusnya juga menyebar kepada generasi muda sebagai basis, sebagai pelopor pembaharuan dalam kerangka kemajuan bangsa. Keberhasilan itu juga merupakan tumbuhlah kesadaran moral dan harapan-harapan baru, di mana setiap orang dapat melihat terhadap kebenaran yang isinya adalah keadilan dan demokrasi.

    Dalam kenyataan sosial untuk mewujudkan bangsa rata-rata belum berhasil sebab di tengah-tengah kondisi ini terdapat kendala-kendala yang sangat mengganggu yakni, masalah-masalah kekuasaan di mana masalah ini tidak boleh diganggu-gugat. Oleh karena itu, kajian-kajian Kelompok Cipayung memilih masalah keadilan, dan masalah keadilan ini berada pada yang tertinggi serta tekanan terbesar dari keadilan diberikan sebagai potensi lembaga-lembaga demokrasi yang belum difungsikan sebagaimana mestinya. Untuk itu, hendaknya ada mekanisme yang mengarah pada menegakkan asas keadilan dan landasan baru bagi solidaritas kemasyarakatan. Berangkat dari hal itu, Kelompok Cipayung sudah mengeluarkan gagasan-gagasan tentang keadilan kepada semua pihak, sehingga tidak ada lagi terus-menerus dibelenggu oleh kesewenangan kekuasaan. Dalam tatanan tersebut, hendaknya ada mekanisme yang menjurus menegakkan keadilan, dan keadilan ini dianggap sebagai landasan baru bagi solidaritas dalam masyarakat.

    Mewujudkan masalah keadilan dari suatu negara yang sedang berkembang, tentu ada risiko-risikonya apabila berhadapan dengan masalah dan tindakan kekuasaan yang lebih tinggi. Karena itu, cara-cara untuk menegakkan keadilan dan kepastian hukum adalah suatu penerjemahan keadilan yang terus-menerus melalui pemikiran kritis dan konstruktif sehingga dapat menjalankan salah satu tindakan demokrasi.

    Negara kita dalam wilayahnya di tengah-tengah antara beberapa negaranya harus tergantung pada negara-negara yang bersangkutan-paut. Apabila negara kita berorientasi pada masalah keadilan, saya kira terbuka peluang dalam kualitatif terhadap aspek-aspek negara misalnya, bidang ekonomi dan aspek sosial-politik. Cakrawala sekelilingnya dalam tatanan sosial-politik bagaimanapun semakin memperluas bagi target-target untuk mencapai kemajuan bangsa dan negara.

    Bahasan-bahasan di atas tadi merupakan bayangan-bayangan pengalaman yang lampau ketika saya terlibat dari kegiatan Kelompok Cipayung. Saya merasa bahwa wadah Kelompok Cipayung sebagai tempat sarana untuk membiakkan embrio-embrio kenegaraan, dan disinari oleh kesadaran persatuan bangsa yang dilindungi oleh falsafah Pancasila. Itulah kesan-kesan saya.

    Ir. Daryatmo Mardiyanto- mantan Ketua Presidium GMNI

    Sumber : https://kelompokcipayung.blogspot.com/2010/01/pemikiran-masa-depan-ir-daryatmo.html

    Baca juga : Refleksi Mantan Aktifis Kelompok Cipayung

Viewing 1 post (of 1 total)
  • You must be logged in to reply to this topic.