Tag: Regio Jawa

  • Sejarah Pembentukan PMKRI Purwokerto

    Tepatnya tahun 1962, hampir di seluruh Indonesia khususnya di kalangan mahasiswa terjadi perebutan kekuasan dan pengaruh dengan mamaksakan faham organisasinya. Universitas Jenderal Soedirman adalah salah satu universitas yang ada di Purwokerto yang baru mempunyai satu Fakultas, Fakultas Pertanian, dan waktu itu yang menonjol adalah organisasi ekstra kampus dimana terdapat tujuan yang berbeda-beda. Dari kalangan mahasiswa sendiri sering terjadi pengkotak-kotakan yang dilatarbelakangi oleh organisasinya, sehingga suasana kampus saat itu tidak mencerminkan tempat pendidikan tetapi berubah menjadi ajang politik. Organisasi mahasiswa ekstra kampus yang besar pada saat itu GMNI, CGMI, HMI, dan PMII.

    H. Soegito, FX. Soeripto, Edward Brekretarto Rajasa, dan Wawan Darmawan merupakan mahasiswa Katolik Fakultas Pertanian yang tidak tertarik dengan salah satu ormek yang ada, dan saat itu mereka mempunyai inisiatif untuk membentuk ormek yang dijiwai dengan nilai-nilai kekatolikan dan PMKRI-lah yang terlintas dalam benak mereka.

    Bapak Antonius Sudibyo (62) alumni PMKRI generasi kedua yang biasa disapa dengan sebutan Pak Dibyo ini mengungkapkan tentang PMKRI pada tahun 1965. PMKRI yang diakui oleh Pengurus Pusat pada tanggal 29 Mei 1962, tapi jumlah anggota kurang 20 orang dan dari Pengurus Pusat mengharapkan untuk memenuhinya. Akhirnya PMKRI Cabang Purwokerto terbentuk dan dilantik pada hari Minggu Pon, tanggal 16 Juni 1963 di Balai Pertemuan PJKA Jalan Merdeka Purwokerto oleh wakil Pengurus Pusat Yap Kok Swie dan Andra N.Tjie. Tahun 1965 PMKRI bersama-sama dengan ormek lain PMII, IMM, HMI mendirikan KAMI Konsulat Purwokerto dan pada waktu itu PMKRI bertindak sebagai motor dari KAMI Konsulat Purwokerto dan turut aktif dalam kepemimpinan Front Pancasila.

    Bapak Dibyo juga menjelaskan pada tahun 1968 PMKRI Purwokerto pernah memiliki sebuah stasiun radio amatir yang diberi nama ROSANA yang diambil dari semboyan PMKRI “Religio Omnium Scientarium Anima” yang berarti Agama Merupakan Sumber Ilmu Pengetahuan. Radio ROSANA berdiri tanggal 27 Desember 1968 dan status radio amatir berubah menjadi PT, disebabkan dengan keluarnya PP No 55 Tahun 1970. Tahun 1976 radio yang banyak memikat para pendengar menghilang dari udara.

    Ibarat “bunga yang harum, akhirnya layu”, tahun 1969 PMKRI salah satu ormek yang ada melakukan pergantian pengurus tetapi sangat disayangkan orang-orang yang aktif dari periode ke periode hanya itu-itu saja ditambah dengan kebijakan Rektor terhadap organisasi ekstra universiter dan anggota yang jumlahnya sangat sedikit sangat sulit untuk meneruskan perjuangan. Selain itu opini yang beredar yang beranggapan aktif dalam ormek sulit lulus dalam akademik. Akhirnya kepengurusan PMKRI sempat vakum pada tahan 1969 karena kekurangan pengurus inti.

    “PMKRI harus berani membuat audiensi dengan pejabat-pejabat, petinggi dan gereja serta tunjukkan leberadaan bahwa PMKRI saat ini masih ada,” ungkap Pak Dibyo yang saat itu mengutarakan keadaan PMKRI sekarang sangat jauh berbeda dengan yang dulu. “Mungkin alumni PMKRI yang terdahulu tidak tahu apakah PMKRI Purwokerto tetap ada,” tambahnya.

    Menurut sumber lain, Bapak Hendriyono Cahyono yang kebetulan ada di rumah Pak Dibyo mengungkapkan PMKRI jaman dahulu termasuk ormas yang disegani oleh ormas-ormas lain. “PMKRI dulu bisa mengambil alih Gedung Kesenian tanpa melakukan perusakan atau tindak kekerasan,” tambahnya.

    Tahun 1988 PMKRI mencoba untuk mengaktifkan kembali setelah sekian lama vakum. Dilatarbelakangi oleh KMKKP yang kekurangan daya untuk mempertahankan keberadaannya, serta semangat yang ada di anggota PMKRI. Ide ini timbul dari empat mahasiswa; A. Yohan Ranoe, Lucius Bowo, R. Teguh Condro, dan Yohanes Mudjito. Didukung oleh para alumni dan mantan anggota PMKRI menghadap ke Pengurus Pusat PMKRI untuk memperoleh status PMKRI Cabang Purwokerto. Ternyata Cabang Purwokerto belum dibubarkan dan diberi kesempatan untuk hadir pada sidang MPA ke XV. Disinilah PMKRI Cabang Purwokerto mendapat status rehabilitasi dan mengirim anggota untuk menjadi peserta LKTD di Solo. Akhirnya dengan perjuangan yang tidak kenal lelah, pada bulan Februari 1989 terlaksana Masa Orientasi Anggota di Wisma Serayu Banyumas.

    Referensi :
    http://pmkri-purwokerto.or.id/tentang-pmkri-purwokerto/

    Baca : Profil PMKRI Purwokerto

  • Profil : PMKRI Purwokerto

    Nama :
    PMKRI Cabang Purwokerto

    Pelindung :
    Santo Paulus

    Alamat :
    Jl. A. Yani No.26
    Purwokerto 53115 Jawa Tengah
    T: ?
    E: ?
    W: http://pmkri-purwokerto.or.id/

    Berdiri :
    16 Juni 1963

    Sejarah pembentukan PMKRI Purwokerto

    Ketua Presidium PMKRI Purwokerto

  • Ketua PMKRI Yogyakarta

    1947 – 1950  : St. Munadjat Danusaputro

    1950 – 1951  : P.K. Harjasudirdja

    1951 – 1952  : E. Dulkahar

    1952 – 1953 : ?

    1953 – 1954  : F.X. Sudijana

    1954 – 1955  : A. Marwoto

    1955 – 1956  : V.B. da Costa

    1956 – 1957  : A. Moegijono

    1957 – 1959  : J.B. Moerdopo

    1959 – 1961  : F.X. Bambang Ismawan

    1961 – 1962  : A.J. Sadewa

    1962 – 1963  : J. Soedradjat Djiwandono

    1963 – 1964  : A. Soemantri Hardjojuwono

    1964 – 1966  : R.J.B. Soehendrodjati

    1966 – 1968  : Ign. Suluh Darmadji

    1968 – 1969  : Rudolf Pamor

    1969 – 1970  : Jos Soenaryo

    1970 – 1971  : R. Soelistyo

    1971 – 1972  : Gaspar P. Ehok

    1972 – 1973  : M. Pri Hendratmoko

    1973 – 1974  : H.J. Soedanasto

    1974 – 1975 : ?

    1975 – 1976  : A. Soesanto

    1976 – 1977  : Nobertus Jerabu

    1977 – 1979  : Lukas Suryanto Isp.

    1979 – 1981  : Betti Endang Triworo

    1981 – 1983  : Benedictus Osok

    1983 – 1984  : Ign. Suryanjono

    1984 – 1985  : Kastorius Clement Sinaga

    1985 – 1986  : C. Eliasta Karo-karo

    1986 – 1989  : Hendrikus T. Sasminto

    1989 – 1990  : T. Satrio Nugroho

    1990 – 1992  : Ferdinand Leo

    1992 – 1993  : B. Budi Wibowo

    1993 – 1995  : Hamonangan O. Pandiangan

    1995 – 1996  : Fransiskus Paulus Paskalis Abi

    1996 – 1998  : Sylvester Lahi

    1998 – 1999  : T.A. Setyo Budiantoro

    1999 – 2000  : Natalia CAW

    2000 – 2001  : Alvonsius Baba Lolon

    2001 – 2002  : Elias Dabur

    2002 – 2004  : Antonius Fulton Bhato

    2004 – 2006  : Ignatius Dwiana Mulyanto

    2006 – 2008 : Reynold Lumi

    2008 – 2010 : Carolus Lwanga Tindra Matutino Kinasih

    2010 – 2012 : Lusiana Bintang Siregar

    2012 – 2014 : Marianus Wiran

    2014 – 2015 : Hendri Santoso

    2015 – 2017 : Romualdus Lalung

    2017 – 2018 : Paskalis Korain

    2018 – 2020 : Astramus F. Tandang

    2020 – 2022 : Filemon Purnama

    Baca : Profil PMKRI Yogyakarta

    Baca juga : Ketua Presidium PMKRI Seluruh Indonesia

  • Sejarah Pembentukan PMKRI Yogyakarta

    Sebelum menyandang nama Perhimpunan, PMKRI Cabang Yogyakarta bernama Perserikatan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Yogyakarta. Berdiri pada tanggal 25 Mei 1947, Perserikatan pertama kali diketuai oleh St. Munadjat Danusaputro. Setelah berfusi dengan Federasi KSV, barulah Perserikatan diubah menjadi Perhimpunan.

    Perserikatan didirikan di Balai Pertemuan Gereja Katolik Kotabaru Yogyakarta di Jalan Margokridonggo (sekarang Jalan Abubakar Ali). Saat ini balai pertemuan tersebut bernama Gedung Widya Mandala.

    Penentuan tanggal 25 Mei 1947, bertepatan dengan hari Pantekosta, sebagai hari lahirnya Perserikatan, tidak bisa lepas dari jasa Mgr. Soegijapranata. Atas saran beliaulah tanggal itu dipilih dan akhirnya disepakati para pendiri Perserikatan; setelah sejak Desember 1946 proses penentuan tanggal kelahiran belum menemui hasil. Alasan beliau menetapkan tanggal tersebut adalah sebagai simbol turunnya roh ketiga dari Tri Tunggal Maha Kudus yaitu Roh Kudus kepada para mahasiswa Katolik untuk berkumpul dan berjuang dengan landasan ajaran agama Katolik, membela, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.

    Beberapa warisan Cabang Yogyakarta terhadap Perhimpunan adalah :
    – Ditetapkannya PMKRI sebagai singkatan nama organisasi.
    – Ditetapkannya tanggal berdirinya PMKRI Yogyakarta sebagai tanggal berdirinya Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia nasional.
    – Ditetapkannya Sanctus Thomas Aquinas sebagai pelindung PMKRI.
    – Digunakannya Anggaran Dasar PMKRI Yogyakarta sebagai AD sementara PMKRI hingga ditetapkannya AD PMKRI definitif.
    – Ditetapkannya PK Haryasudirja secara aklamasi sebagai Ketua Umum PP PMKRI periode 1951-1952.

    Baca : Profil PMKRI Yogyakarta

    Baca juga : Perserikatan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia

  • Profil : PMKRI Yogyakarta

    Nama :
    PMKRI Cabang Yogyakarta

    Pelindung :
    Sanctus Thomas Aquinas

    Alamat :
    Pusat Pastoral Mahasiswa Katolik Yogyakarta
    Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No.54
    Yogya 55222 Yogyakarta
    T: ?
    E: ?
    W: ?

    Berdiri :
    25 Mei 1947

    Sejarah pembentukan PMKRI Yogyakarta

    Ketua Presidium PMKRI Yogyakarta

  • Sejarah Pembentukan PMKRI Jakarta Timur

    PMKRI Cabang Jakarta Timur Santo Petrus Kanisius sebelumnya bernama PMKRI DKI Jakarta Rayon Jatinegara Santus Robertus Belarminus. Berdiri pada tanggal 26 April 1964 di Jakarta.

    Kemudian pada tahun 2002, Rayon Jatinegara berubah statusnya menjadi Cabang penuh pada Sidang Majelis Permusyawaratan Anggota (MPA) PMKRI tahun 2002 di Kupang.

    Pada tahun 2004 PMKRI Cabang Jakarta Timur telah merampungkan Anggaran Rumah Tangga Cabang (ARTC) yang salah satunya menganti nama santo pelindung cabang menjadi “Santo Petrus Kanisius” sampai sekarang.

    Baca : Profil PMKRI Jakarta Timur

  • Profil : PMKRI Jakarta Timur

    Nama :
    PMKRI Cabang Jakarta Timur

    Pelindung :
    Santo Petrus Kanisius

    Alamat :
    ?
    T: ?
    E: ?
    W: ?

    Berdiri :
    26 April 1964

    Sejarah pembentukan PMKRI Jakarta Timur

    Ketua Presidium PMKRI Jakarta Timur

  • Sejarah Pembentukan PMKRI Salatiga

    PMKRI Salatiga pertama-tama terbentuk dengan status konsulat tanggal 25 Mei 1962 atas prakarsa PMKRI cabang Semarang.

    PMKRI Salatiga secara resmi menjadi cabang pada tanggal 24 April 1964 bertepatan dengan hari raya St. Markus yang menjadi pelindung bagi PMKRI cabang Salatiga.

    Baca : Profil PMKRI Salatiga

  • Profil : PMKRI Salatiga

    (lambang)

    Nama :
    PMKRI Cabang Salatiga

    Pelindung :
    Santo Markus

    Alamat :
    ?
    T: ?
    E: ?
    W: ?

    Berdiri :
    1962 ?

    Sejarah pembentukan PMKRI Salatiga

    Ketua Presidium PMKRI Salatiga

  • Sejarah Pembentukan PMKRI Jakarta Utara

    Sejak tahun 1962 daerah pendidikan tinggi tidak lagi berpusat di sekitar Salemba dengan Universitas Indonesia-nya, tetapi mulai tersebar di seluruh Jakarta dengan berdirinya universitas-universitas baru. Keadaan ini diikuti pula dengan makin mekarnya kota Jakarta, sehingga hunian para mahasiswa tidak lagi hanya berpusat di sekitar Menteng dan Sam Ratulangi saja. Timbullah rasa beban oleh para mahasiswa yang tinggal jauh dari margasiswa Jl. Sam Ratulangi 1 untuk datang berkumpul dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh PMKRI cabang Jakarta. Pengurus mulai memikirkan untuk membentuk tempat pertemuan yang lain, alias rayonisasi meskipun terhadap ini mula-mula ada suara yang pro dan kontra.

    Pada waktu itu selain PMKRI juga ada Kongregasi Maria Mahasiswa (KMM) dibawah bimbingan moderator yang juga moderator PMKRI yaitu Pater W. Daniel S.J. almarhum. Perkumpulan keagamaan ini banyak diikuti oleh aktifis dan pimpinan PMKRI. Untuk mengembangkan ide rayonisasi, KMM selain mengadakan pertemuan di kapel Kanisius mulai menghimpun anggotanya yang berdiam di sekitar “kota” untuk mengadakan pertemuan di rumah-rumah anggota secara bergantian, untuk akhirnya menetap di Kapel St. Josef di Jl. Dwi Warna, dengan Sdr. Gan Khen Loen sebagai perfek KMM Mangga Besar yang pertama.

    Melihat rayonisasi di KMM ini dapat berjalan dengan baik maka Pater W. Daniels S.J. mulai menghimpun dana untuk membeli rumah untuk keperluan tersebut. Pada bulan Maret 1963, aktifis KMM mendapat berita bahwa Pater telah membeli rumah di Jalan Mangga Besar 8/15, dan pada 30 Maret 1963 rumah tersebut mulai dibersihkan dan dihuni, selanjutnya juga dipakai juga untuk pertemuan KMM, tanggal tersebut sampai sekarang dipakai sebagai hari ulang tahun Marga II.

    Pada permulaan seluruh kegiatan, pemeliharaan dan perawatan gedung diserahkan kepada pimpinan KMM Mangga Besar. Masih terbayang dalam ingatan kami betapa secara gotong royong para anggota KMM bekerja bersama membersihkan gedung yang ditinggalkan penghuni lama secara tidak terawat. Gedung tersebut terus dikelola oleh Yayasan Margasiswa bersamaan dengan gedung di Jl. Sam Ratulangi.

    Setahun kemudian dibentuklah PMKRI Rayon Mangga Besar dengan Margasiswa II-nya dibawah pimpinan Sdr. Gan Khen Leon sebagai ketua pertama, yang sejak saat itu mengambil alih tanggung jawab perawatan gedung.

    Gedung Marga II dipakai untuk menampung para mahasiswa anggota PMKRI yang pertama kali datang dari daerah dan belum mendapat pemondokan. Keadaan “darurat” ini dianggap berakhir setelah dua tahun, lewat batas waktu tersebut yang bersangkutan harus meninggalkan Marga II, agar tempat dapat diberikan kepada anggota lain yang membutuhkan. Sebagai penghuni pertama ialah Dicky Hoo, Gan Khen San, Liem Kheng Hoei, Lie Tek Soei, Lie Siang To, Gouw Sin Hong, Widarto, Lauw Beng Tong, Gerry M. Sihite, Leo Batubara, Matondang, Tjoa Siong Tjoen, Tjia Djien Tjong, Philip Nio.

    Pada zaman perjuangan orde baru marga II menjadi pusat salah satu kompi dari Yon Suprapto Laskar Arief Rachman Hakim, dimana para anggota pria secara bergantian mengadakan piket jaga malam sampai satu tahun penuh sejak tanggal 1 Oktober 1965.

    Melalui salah satu ruangan bekas gudang di Marga II ini mulai bulan Desember 1965 mengudara Radio Angkatan Muda melalui frekwensi 52,9 m membawakan aspirasi angkatan muda pembaruan dan perjuangan orde baru. Tercatat sebagai teknisi ialah Yos Tanubrata dan Jusni Hilwan dengan para crew a.l. Maria Oentoe, Abby, Fin, Joice, Haryanto, Stef, Irwan, Billy, Iskandar termasuk penulis sendiri dan masih banyak kawan yang lain.

    Radio ini hanya dapat bertahan selama kurang lebih dua tahun karena tidak diberikan oleh izin oleh pemerintah untuk menjadi radio siaran swasta yang sekarang berkembang menjadi radio siaran niaga, Padahal sudah dibangun studio yang lebih besar di ruangan depan.

    Dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Rayon Mangga Besar, dikukuhkan menjadi Cabang Jakarta Utara dengan pelindung St. Albertus Magnus, berdasarkan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Anggota (MPA) No : 13/TAP/MPA XX11/2002 yang ditetapkan di Kupang pada tanggal 23 November 2002.

    PMKRI Cabang Mangga Besar merupakan Margasiswa yang pengelolaan gedung keseluruhannya dikelola oleh Badan Pengurus, dan dari segi kepemilikan yaitu milik PMKRI Cabang Mangga Besar. Hal ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi para anggotanya, bahwa kita merupakan satu-satunya Rayon yang mampu membangun dan memiliki gedung sendiri sebagai pusat kegiatan.

    Referensi :
    http://margasiswa2.blogspot.com/2018/12/sejarah-perhimpunan-mahasiswa-katolik.html

    Baca : Profil PMKRI Jakarta Utara

You cannot copy content of this page