Kesan Kelompok Cipayung – M. Saleh Khalid

Home Forums Historia PMKRI dan Kelompok Cipayung Kesan Kelompok Cipayung – M. Saleh Khalid

  • This topic is empty.
Viewing 1 post (of 1 total)
  • Author
    Posts
  • #7942
    editor
    Keymaster

    KESAN KELOMPOK CIPAYUNG
    Ir. M. Saleh Khalid

    Pertama-tama kali saya membaca tentang Kelompok Cipayung melalui media massa, waktu itu saya belum terdaftar ke perguruan tinggi. Tahun 1978 baru saya melamar ke Institut Peternakan Bogor dan diterima sebagai mahasiswa, sekaligus saya masuk ke dalam keanggotaan HMI Cabang Bogor.

    Dalam kegiatan saya sebagai anggota HMI, saya dipilih oleh anggota-anggota HMI sebagai ketua Angkatan XV HMI Cabang Bogor. Kemudian, untuk menentukan hobi dan bakat saya dalam fungsi keanggotaan, saya memilih salah satu fungsi keanggotaan, saya memilih salah satu fungsi menurut syarat-syarat tersebut yakni, biro kemasyarakatan di mana saya terlibat dalam diskusi-diskusi sosial kemasyarakatan. Mungkin peranan saya menonjol dari kegiatan-kegiatan organisasi, sehingga pada tahun 1980 saya dipilih lagi tetapi bukan sebagai ketua angkatan melainkan melainkan menjadi ketua umum HMI Cabang Bogor. Dalam pengalaman saya, melihat bahwa pengaruh keorganisasian merupakan suatu tempat sebagai sarana untuk bertemudan berdiskusi sesama anggota organisasi, serta mengupayakan untuk meningkatkan kesadaran sosial bagi setiap anggota HMI.

    Pengurus Besar HMI berdomisili di Kota Jakarta. Jarak antara Jakarta dengan Bogor, PB HMI dengan DPC HMI Bogor dekat sekali sehingga hampir setiap bulan Ketua Umum PB HMI Abdullah Hehamahua berkunjung ke Bogor. Waktu itu, saya bertemu dengan Abdullah Hehamahua dan membicarakan tentang organisasi, selain intern organisasi berupa hakikat-hakikat organisasi dan pembinaan generasi muda, juga membicarakan mengenai struktur dan kegiatan Kelompok Cipayung. Kadang-kadang saya ikut ke dalam pertemuan Kelompok Cipayung, ketika diantar oleh Abdullah Hehamahua. Saya bertemu dengan aktivis-aktivis pengurus organisasi lain, berbincang tentang sistem dan paham sesama organisasi, serta dan tujuan keorganisasian, dan sebagainya. Saya merasa bahwa pendekatan antara saya dengan Kelompok Cipayung semakin lama semakin insentif dibandingkan ketika saya membaca melalui media-massa.

    Tahun 1981 di Kota Bandung diselenggarakan Kongres HMI. Dalam pelaksanaan kongres ini tertera berupa program dan target dari kegiatan keorganisasian yang akan datang, dan sekaligus untuk memilih ketua baru menurut jadwal kongres ini. Ketika itu, sesuai dengan keputusan anggota cabang Bogor, saya maju sebagai calon ketua umum PB HMI. Dalam persaingan sebagai ketua umum, bagaimanapun juga saya kalah. Kongres memilih ketua umum baru ialah Achmad Zacky Siradj, sedangkan saya diangkat sebagai wakil sekretaris jenderal PB HMI. Saat ini, sebagai fungsionaris PB HMI saya menyadari bahwa saya salah satu fungsionaris Kelompok Cipayung. Bagaimanapun juga saya sudah menyentuh mengenai masalah-masalah Kelompok Cipayung, membicarakan gagasan-gagasan dan kegiatan-kegiatan baik masa kini maupun masa yang akan datang, dan seterusnya. Kesemuanya merupakan pergerakan Kelompok Cipayung, dan mengerti tentang wawasan dan tujuan Kelompok Cipayung.

    Berangkat dari pola dan corak di atas tadi, Kelompok Cipayung telah membentuk suatu forum intelektual untuk menganalisis dan mengevaluasi tentang persoalan-persoalan di sekelilingnya, menyadari bahwa forum ini sebagai tempat untuk diskusi yang mengarah pada sosial-politik negara, memahami tentang nilai persatuan bangsa, menghargai pendapat dan prestasi orang lain meskipun berbeda, dan sebagainya. Di sisi lain, dalam tujuan Kelompok Cipayung antara lain adalah, mengasah kecerdasan dan sekaligus mengeluarkan gagasan-gagasan berdasarkan kesadaran-kesadaran moral. Kelompok Cipayung bukan sebagai landasan kekuatan politik untuk merebut dan menguasai status kedudukan politik, melainkan lebih jauh yakni cita-cita bersama yang tanpa pamrih termasuk merebut kedudukan politik.

    Selama beberapa tahun saya berhenti sebagai fungsionaris PB HMI ketika saya dalam periode kepengurusan sudah selesai. Setelah itu, saya mulai berkesimpung dalam kegiatan lembaga lain yakni, lembaga swadaya mandiri. Tetapi tahun 1986 di Kota Padang lagi-lagi diadakan Kongres HMI, dan salah satu saya dicalonkan oleh anggota-anggota sebagai calon ketua umum PB HMI. Saya dipilih sebagai ketua umum PB HMIyang baru secara demokratis oleh kongres.

    Dalam kongres di atas tadi, terdapat beberapa kendala yang prinsipal terhadap keberadaan organisasi HMI yaitu tentang undang-undang organisasi kemasyarakatan. Untuk memutuskan adanya tentang undang-undang organisasi kemasyarakatan, terjadi pro dan kontra di antara cabang-cabang HMI, meskipun undang-undang ini telah disahkan oleh pemerintahan negara. Meskipun undang-undang itu diberlakukan, kongres harus voting tentang undang-undang organisasi kemasyarakatan yang disebut sebagai kendala-kendala organisasi itu. Oleh karena itu, kemudian saya berpusat pada intern organisasi untuk mengatasi kendala-kendala di atas, dan sekaligus mempertahankan keberadaan organisasi ini. Sementara di sisi lain, perhatian saya pada kegiatan Kelompok Cipayung cenderung menjadi berkurang dari di atas tadi.

    Pola dan corak Kelompok Cipayung merupakan suatu kelangkaan bagi organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan. Tidak ada kecurigaan sesama pihak, bebas dan percaya diri, berdedikasi dan jujur dalam kebersamaan, rukun berdasarkan prestasi obyektif, menghargai norma kebebasan, dan mampu menghadapi tantangan-tantangan meskipun rata-rata berat. Pengalaman-pengalaman saya di atas tadi tentu sangat berharga dan bermakna, baik secara keorganisasian maupun hubungan antarpribadi. Saya memahami mengenai paham dan tingkah laku sesama organisasi, melihat dalam perilaku sesama sahabatnya, menghargai pendapat orang lain, dan sebaliknya.

    Pola dan corak Kelompok Cipayung pada saat ini sedang mengalami penurunan, bahkan menjurus pada sirna. Saya belum mengetahui tentang hal-hal itu, mungkin alasan-alasan yang dianggap kuat baik dalam intern organisasi maupun di luar organisasi mengalami kegiatan-kegiatan yang terbalik dalam kurun waktu antara paham totaliter dengan demokratis. Di sisi lain, dalam pengalaman-pengalaman ketika saya terikat dalam kegiatan Kelompok Cipayung, saya mengusulkan sebagai berikut:

    Pertama, topik-topik kajian Kelompok Cipayung yang lama, rata-rata berpusat pada bidang politik. Sebenarnya untuk yang akan datang, hendaknya ditambah dengan bidang-bidang lain yakni, bidang-bidang ekonomi, budaya, dan sosial sehingga wawasan spektrum semakin luas dan semakin membesar.

    Kedua, hendaknya tidak ada lagi pemisahan antara intern universitas dengan ekstra universitas, sebab intern dan ekstern universitas tidak ada perbedaan baik dalam pendidikan maupun dari kesadaran sosial, sehingga hendaknya kedua pihak harus bersama-sama dalam diskusi untuk menghadapi tantangan-tantangan masa kini dan masa depan, khususnya masa globalisasi.

    Ketiga, pokok-pokok pikiran Kelompok Cipayung terdapat adanya perbenturan-perbenturan intelektual dan berbagai macam ragam, tetapi sebagian besar pokok-pokok pikiran mengarah pada idealisme. Di sisi lain, watak Kelompok Cipayung cenderung terkesan eksklusif, terpisah, dan kesendirian dalam kemasyarakatan. Untuk kegiatan yang akan datang, diskusi-diskusi Kelompok Cipayung hendaknya mengundang beberapa organisasi-organisasi pemuda sehingga wawasan diskusi ini lebih berwarna.

    Keempat, dewasa ini dan yang akan datang, wawasan-wawasan Kelompok Cipayung bukan sekedar menuju pada aspek-aspek dalam negeri saja tetapi juga mengutamakan aspek-aspek luar negeri misalnya, diskusi-diskusi antar-Asean, antar-Pasifik, atau antarglobal. Apabila terus-menerus dilaksanakan tentang diskusi itu, terbuka peluang suatu wawasan Kelompok Cipayung yang menuju kepada multi-dimensi antarnegara.

    Usulan saya di atas tadi, merupakan pembukaan terobosan dalam kevakuman kegiatan Kelompok Cipayung, dan sekaligus pekerjaan rumah yang sangat berharga bagi generasi muda. Kelompok Cipayung hendaknya mendekati dekade landasan Kelompok Cipayung yang baru, lebih luas dan lebih bermakna. Semoga.

    Ir. M. Saleh Khalid – Ketua Umum PB HMI 1986-1988

    Sumber : https://kelompokcipayung.blogspot.com/2010/01/kesan-kelompok-cipayung-ir-m-saleh.html

    Baca juga : Refleksi Mantan Aktifis Kelompok Cipayung

Viewing 1 post (of 1 total)
  • You must be logged in to reply to this topic.