Pertemuan Gereja Mahasiswa, Alumni Marga, Alumni PMKRI

Home Forums Cabang Cabang Bogor Pertemuan Gereja Mahasiswa, Alumni Marga, Alumni PMKRI

  • This topic is empty.
Viewing 1 post (of 1 total)
  • Author
    Posts
  • #9163
    rinividivici
    Member

    Catatan Pertemuan dengan Romo Piter

    Zoom Meeting
    14 September 2021
    19.00 WIB – selesai

    Peserta:
    – Rm Piter
    – Alumni Marga
    – Alumni PMKRI
    – Lain-lain (Gereja Mahasiswa?, Dosen?, Lainnya?)

    Topik:
    Marga Putra Mau Diapakan?

    Rm Piter :
    Menjelaskan posisi Gereja Mahasiswa saat ini, di mana ada Pastor Kapelan yg selain mengurus kegiatan pastoral mahasiswa juga mengurus aset. Aset yg dimaksud adalah Wisma Wiyata Muda dan Marga Putra.

    Ada fenomena kurang sinkron antara romo dengan alumni, maupun romo dengan penghuni. Contohnya penghuni minta dana langsung ke alumni tanpa info ke romo, atau romo langsung ngomong ke penghuni tanpa info ke alumni. Maka sekarang para pihak dipertemukan.

    Saat ini bangunan Marga sudah tidak layak. Selama ini perbaikan hanya dilakukan sesuai kondisi yang dilaporkan penghuni. Perbaikan dan komunikasi dibantu mbak Weny dan pak Tony.

    Maka di pertemuan ini mau dibicarakan pemberesan bangunan Marga. Harus sudah ada kesepakatan, dan terbentuk tim perumus. Diusulkan Paroki Mahasiswa (DPP 2 orang, DKP 2 orang), alumni Marga 2 orang, alumni PMKRI 2 orang, 1-2 penghuni Marga.

    Hasil kesepakatan di pertemuan ini akan dipertajam tim perumus. Nanti tim perumus presentasi ke pihak Keuskupan (Uskup, Vikjen, Ekonom, Sekretaris, perangkat lain seperti Vikjut (Rm Driyanto) yg mengurus hukum, 2 imam lain yg ngurusin pendidikan dan kemasyarakatan.

    Ditekankan agar harapan pihak keuskupan sebagai pemilik aset dan masukan dari para pihak pengguna aset bisa dipertemukan dalam kesepakatan.

    Diminta usulan mengenai Marga Putra mau diapakan.

    Mas Harry :
    Menanyakan kebutuhan mahasiswa seperti apa. Misal kebutuhan ruang untuk kuliah agama, atau asrama untuk mahasiswa yg baru masuk.

    Okto :
    Kondisi bangunan tidak layak dalam arti banyak bocor. Aula sudah pernah direnovasi tapi kemudian bocor lagi. Butuh asrama Katolik untuk mahasiswa baru dari daerah atau mahasiswa kurang mampu. Posisi Marga strategis untuk kampus-kampus yang ada di kota Bogor.

    Rm Piter :
    Kebutuhan besar dan mendasar ada 2 yaitu tempat berkegiatan pastoral untuk KMK mana pun, dan sebagai asrama bagi yang ekonomi kurang mampu.

    Pak Vincent :
    Kebutuhan tempat berkegiatan bagi KMK maupun organisasi ekstra kampus yang tidak difasilitasi kampus. Ada juga kebutuhan tempat tinggal bagi mahasiswa baru dan mahasiswa ekonomi kurang mampu.

    Richard :
    KMK di Bogor baru ada KEMAKI dan KMKP. Kampus lainnya belum ada pembelajaran agama; khususnya Djuanda. Berencana fasilitasi tempat belajar agama Katolik di Marga Putra.

    Bang Lamhot :
    Pusat informasi perihal apa pun yg dibutuhkan mahasiswa Katolik di Bogor.

    Mas Harry: mengusulkan
    – Lokasi Marga Putra tidak strategis untuk mahasiswa IPB, tapi untuk mahasiswa kampus lainnya di Bogor.
    – Perlu ada Marga Putri.
    – Kalau bisa ada 2 Marga Putra dan 2 Marga Putri; di (kota) Bogor dan di Dramaga.
    – Idealnya Romo Piter tinggal di Marga/Margi.
    – Perlu aturan siapa dan berapa lama tinggal di Marga/Margi.
    – Marga/Margi ada sarana selain asrama, seperti ruang meeting/aula, sekretariat PMKRI, sekretariat organisasi lain.

    Rm Piter :
    Wisma Wiyata Muda :
    – Di lantai atas ada 6 kamar: 1 untuk romo, 5 untuk mahasiswa IPB yg sedang menyusun skripsi.
    – Mahasiswa membayar untuk makan dan cuci, tapi hanya boleh 6 bulan tinggal di situ.
    – Romo tinggal di situ meski masih berstatus romo paroki Katedral.
    – Aula dipakai untuk kegiatan bersama, termasuk untuk yg bukan mahasiswa.

    Marga Putra, selain 3 hal yg tadi disepakati, sistemnya perlu diperjelas siapa yg boleh tinggal, siapa yg bertanggung jawab, dan bisa berbuat apa.

    Pak Namaken :
    Gereja Mahasiswa dan mahasiswa perlu infrastruktur untuk pusat kegiatan. Jika dulu ada Balai Pemuda Katolik, sekarang bisa jadi Balai Mahasiswa Katolik. Perlu dipikirkan soal pembangunan budaya di asrama, dan siapa pengelola asrama.

    Pak Vincent :
    Apakah mungkin memperluas bangunan untuk menambah kapasitas kamar. (Sekitar 400 meter persegi, menurut Rm Piter). Dan apakah bisa ditambahi tempat aktivitas perekonomian (kantin, dll).

    Mbak Rini :
    Menanyakan bahwa sebelum Gedung BPK direnovasi pernah ada percakapan tentang penyediaan ruang sekretariat untuk semua organisasi Katolik di Bogor (PMKRI, KMK, Pemuda Katolik, WKRI, dll). Ini follow up nya bagaimana.

    Rm Piter :
    Menyatakan tidak tahu. Yang jelas untuk saat ini ada loker untuk PMKRI. Tapi kejelasan hal lainnya adalah hak pastor paroki, bukan wilayah romo Piter.

    Mbak Rita :
    Sistem kerja Marga memang menurun dan untuk saat ini sudah perlu diperbaiki. Marga saat ini lebih banyak diisi kampus Pakuan, dan secara etnis yang mengisi hanya Batak dan Flores. Setuju Marga jadi pusat kegiatan mahasiswa dan masih dibutuhkan. Bersedia jadi penghubung alumni dan hirarki.

    Mas Eko :
    Kapan rencananya Marga direnovasi dan apa ada gambaran biaya, tenaga, dll.

    Rm Piter :
    Tergantung tim perumus tentang konsep, eksekusi, jumlah dana, termasuk tim penggalang pencarian dana ke alumni.
    Tergantung kesiapan penghuni Marga untuk pindah.
    Mbak Titin yg akan mengingatkan Rm Piter untuk proses.

    Bu Diah :
    Apakah betul Marga betul ada di bawah kendali Keuskupan dan aset Keuskupan. Perlu ada orang khusus yg tinggal di Marga (dan WWM) untuk mengawasi pengelolaan. Mencontohkan asrama di Yogya yg dikelola Suster.

    Rm Piter :
    Cross check dengan ekonom Keuskupan sekarang, mengatakan apabila tidak ada sertifikat tempat itu sebagai rumah Marga Putra, maka masih bisa diproses untuk memperjelas.

    Soal pengelolaan, nantinya bisa tergantung kejelasan SDM yg masuk, SDM itu mampu mentaati sistem atau tidak, dan perlu atau tidak menunjuk orang untuk bantu mengelola.

    Mas Indro :
    Jaman sekarang kampus sudah sangat banyak dan organisasi mahasiswa Katolik sudah banyak. Jadi perlu satu fungsi sebagai pusat kegiatan semua mahasiswa Katolik dan semua organisasi mahasiswa Katolik. Akan lebih baik jika disertai asrama yang terkelola.

    Rm Piter :
    Obrolan Rm Piter dengan Vikjen Rm Yohanes Suparto, ketika bertanya apakah memungkinkan GeMa punya sekretariat di Keuskupan atau minta ruangan khusus, menurut Rm Yohanes nanti di seminari lama akan dijadikan kantor dan dapat dijadikan sekretariat bersama juga jika GeMa ingin punya sekretariat.

    Tapi kalau Marga bisa dijadikan sekretariat bersama, maka akan bisa catatan untuk masukan ke Keuskupan.

    Bang Lamhot :
    Mengomentari WWM lebih baik dijual saja dan dicari tempat yg lebih dekat dengan kampus IPB Dramaga. Karena lokasinya tanggung, tetap harus naik angkot. Jika ada lokasi yg lebih dekat kampus, bisa menghemat ongkos.

    Rm Piter :
    Saat ini tidak ada keluhan dari mahasiswa.

    Mas Didied :
    Pusat Kegiatan Mahasiswa Katolik Bogor sudah dibicarakan sejak 30 tahun lalu. Pernah jadi panitia penggalang dana dari alumni dan seingatnya ada bantuan dari Roma sebesar 25 ribu USD. Apakah masih ada untuk dijadikan modal awal.

    Rm Piter :
    Tidak tahu soal itu. Tapi minta diingatkan untuk kelanjutan proses saat ini.

    Tim perumus harus segera disiapkan karena harus diajukan ke sekretaris uskup dulu untuk dibawa ke rapat tiap Senin yg membahas karya pastoral untuk kemudian diundang ketemu tim Keuskupan.

    Mbak Titin :
    Mengusulkan Mas Harry. Tapi Mas Harry tidak bersedia.

    Mas Indro :
    Menanyakan beda alumni Marga/pernah tinggal di Marga dengan alumni PMKRI. Karena pada jaman dulu, yg tinggal di Marga adalah PMKRI.

    Rm Piter :
    Berarti bisa digabungkan saja.

    Pak Namaken :
    Bagaimana dengan yg di luar IPB.

    Mas Totok :
    Mengusulkan jumlah alumni Marga/PMKRI jadi 5 orang. Mengusulkan Mas Didied, Mas Indro, Kak Rita.

    Pak Vincent :
    – Karena nanti akan jadi pusat kegiatan semua, baik IPB maupun luar IPB, maka alumni IPB juga tak apa masuk tim perumus.
    – Dari GeMA, DKP yg akan mengelola manajemen aset.

    Rm Piter :
    Mengusulkan kak Rita, sebagai ketua PA KEMAKI.

    Kak Rita :
    Bersedia

    Mas Budi :
    Perlu ada perwakilan alumni dari kampus selain IPB.

    Kak Rita :
    Usul nama Mas Didied, Mbak Monic, Mas Budi.

    Mbak Titin :
    Usul nama Mas Indro.

    Mas Indro :
    Apa perlu tim perumus banyak dan mau ngapain. Yang lebih penting justru di panitia yg nantinya pelaksana.

    Rm Piter :
    Sebaiknya tim perumus dari yg hadir dulu supaya tidak mulai dari nol lagi. Dengan tim perumus yg banyak diharapkan tercipta peluang lebih banyak. Cakupannya tidak hanya siapin presentasi awal, tapi sampai eksekusi.

    Mbak Titin :
    Dari DPP dan DKP orangnya siapa.

    Rm Piter :
    Nanti dibicarakan lebih lanjut. Tapi sekurangnya dari yg sudah hadir saat ini.

    Mbak Titin :
    Dari penghuni Marga orangnya siapa.

    Rm Piter :
    Akan ngobrol lebih lanjut dengan Richard.

    Jadi tim perumus terdiri dari :
    – Mbak Rita
    – Mas Didied
    – Mbak Monic
    – Mas Budi
    – Mas Indro

    Nanti Rm Piter akan bikin surat yang memastikan nama-nama ini sebagai tim perumus.

Viewing 1 post (of 1 total)
  • You must be logged in to reply to this topic.